Berikan dukungan kepada kami dengan cara donasi. Klik Disini

Chapter 5 | Bayang Bayang Dibalik Jendela



Dr. Leonard menyerahkan buku tua itu kepada Arman. Sampulnya usang, dan halaman-halamannya berwarna kecokelatan karena usia. Arman membukanya dengan hati-hati, menelusuri tulisan-tulisan kuno yang tertulis di dalamnya. Buku itu penuh dengan ilustrasi simbol-simbol mistis dan instruksi-instruksi ritual yang rumit.

“Ritual ini membutuhkan bahan-bahan khusus dan harus dilakukan dengan sangat hati-hati,” kata Dr. Leonard sambil menunjukkan salah satu halaman. “Anda harus menemukan portal-portal lain di rumah itu dan menutupnya satu per satu. Setiap portal terhubung dengan objek tertentu di rumah tersebut.”

Arman merasa campuran antara kegelisahan dan semangat. “Bagaimana saya bisa tahu objek mana yang menjadi portal?”

Dr. Leonard menarik napas dalam-dalam. “Itulah bagian tersulitnya. Anda harus peka terhadap energi di sekitar Anda. Portal-portal ini biasanya berhubungan dengan peristiwa emosional yang kuat. Mungkin benda-benda yang berhubungan dengan kenangan atau perasaan mendalam dari pemilik sebelumnya.”

Arman mengangguk. “Saya akan mencobanya. Saya tidak punya pilihan lain jika ingin membebaskan Maria dan roh-roh lainnya.”

Setelah mengucapkan terima kasih kepada Dr. Leonard, Arman kembali ke desa Harmoni dengan perasaan yang campur aduk. Setibanya di rumah tua itu, ia langsung merasakan aura yang berbeda. Rumah itu tampak lebih gelap dan dingin, seolah-olah mengetahui niat Arman untuk mengungkap rahasianya.

Arman membuka buku ritual dan memulai persiapannya. Bahan-bahan yang dibutuhkan cukup sederhana namun sulit didapatkan di desa kecil ini. Untungnya, Arman sudah mempersiapkan beberapa bahan penting selama perjalanannya. Ia menyiapkan lilin, kapur, dan beberapa herbal yang disebutkan dalam buku.

Langkah pertama adalah menemukan portal-portal tersebut. Arman berjalan di sekitar rumah dengan hati-hati, merasakan setiap sudut ruangan. Saat ia memasuki kamar tidur utama, ia merasakan getaran aneh di dekat sebuah lemari tua. Arman membuka lemari itu dan menemukan sebuah gaun berwarna putih. Gaun itu milik Maria, dan tampaknya menyimpan banyak kenangan dan perasaan.

Dengan hati-hati, Arman menempatkan gaun itu di tengah lingkaran yang telah digambarnya di lantai menggunakan kapur. Ia menyalakan lilin di sekeliling lingkaran dan mulai mengucapkan mantra yang tertera dalam buku. Udara di sekitarnya menjadi semakin dingin, dan suara gemerisik terdengar dari sudut-sudut ruangan.

Tiba-tiba, bayangan-bayangan mulai bergerak cepat di sekitarnya. Arman tetap fokus, mengabaikan rasa takut yang mulai merayap. Ia terus mengucapkan mantra, suaranya semakin lantang. Cahaya lilin bergetar, dan energi yang kuat terasa menarik ke arah lingkaran.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, cahaya dari lingkaran itu menyala terang. Sebuah suara lembut terdengar, seolah-olah datang dari jauh. “Terima kasih,” suara itu berbisik, dan kemudian cahaya itu menghilang bersama dengan bayangan-bayangan.

Arman terjatuh, kelelahan namun merasa lega. Ia telah berhasil menutup salah satu portal. Namun, ia tahu bahwa ini baru permulaan. Masih ada portal-portal lain yang harus ditemukan dan ditutup.

Selama beberapa hari berikutnya, Arman melanjutkan pencariannya di seluruh rumah. Ia menemukan beberapa benda lagi yang menjadi kunci portal, termasuk sebuah kotak musik tua di ruang tamu dan sebuah buku harian yang tersembunyi di bawah papan lantai. Setiap kali ia menutup sebuah portal, rumah itu terasa sedikit lebih ringan, dan bayang-bayang mulai menghilang.

Pada malam ketiga, Arman merasa ada sesuatu yang berbeda. Ia merasa lebih dekat dengan kebenaran dan pembebasan Maria. Saat ia menutup portal terakhir di loteng, rumah itu tiba-tiba menjadi tenang. Tidak ada lagi suara-suara aneh atau bayangan yang bergerak. Hanya ada keheningan yang damai.

Maria muncul di depannya, dengan wajah yang lebih tenang dan senyuman yang tulus. “Terima kasih, Arman. Kamu telah membebaskan kami.”

Arman merasa lega dan bahagia. “Apa yang terjadi sekarang?”

“Roh-roh yang terperangkap telah dibebaskan. Rumah ini akhirnya bisa beristirahat dengan damai,” jawab Maria. “Kamu telah melakukan hal yang luar biasa.”

Maria perlahan-lahan menghilang, meninggalkan Arman dengan perasaan damai yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia tahu bahwa perjuangannya belum selesai, namun ia siap menghadapi apapun yang akan datang. Dengan semangat yang baru, Arman meninggalkan rumah tua itu, membawa serta pengalaman dan pengetahuan yang akan selalu mengubah hidupnya.


Baca Juga