Bayangmu di Titik Piksel
Dalam remang cahaya neon yang bisu,
kutulis namamu pada kabut digital,
sebuah elegi terselubung sunyi,
di antara gugusan piksel dan waktu yang tak berpihak.
Engkau, siluet yang tak bisa kugapai,
hanyalah gema dari sorot maya—
seperti senandung samar dari
seruling usang dalam badai algoritma.
Tak terucap rindu ini secara lisan,
karena aksara pun tertatih menafsir
denyut jiwaku yang terkurung
dalam antarmuka dan jeda-jeda notifikasi.
Aku adalah pengangummu,
penjaga bisu di balik samudra data,
yang memahat harapan
dari serpih-serpih interaksi yang fana.
Bukan puja dalam nyata,
melainkan persembahan pada ilusi
yang menjelma candu,
meski tak pernah menjanjikan temu.
Gabung dalam percakapan